Siang itu Kamis (22/12) untuk kedua kalinya Tim Pendayagunaan Solopeduli menginjakkan kaki di kediaman Siti Masriah, Pelem RT 01/VI, Ketepung, Kebon Agung, Pacitan, Jawa Timur. Kondisi wanita yang menderita sakit komplikasi tersebut rupanya berangsur membaik setelah melakukan pengobatan. Bersama suaminya, Mukri dan kedua anaknya yang masih kecil, Masriah tinggal di rumah sangat sederhana, berlantaikan tanah dan berdindingkan kayu.
Sebagian orang biasanya mengeluh terhadap musibah yang dideritanya dan kondisi keterbatasan ekonominya. Namun tidak dengan Siti Masriah yang masih tetap memperjuangkan hidupnya. Sudah lebih dari dua tahun yang lalu Masriah menderita sakit komplikasi liver, paru-paru, jantung lemah serta pembengkakan pada perut. Akibatnya, bagian kaki Masriah juga ikut membengkak.
"Beberapa bulan yang lalu Ibu Masriah hanya bisa berbaring di tempat tidur, tak bisa apa-apa. Alhamdulillahkini beliau sudah bisa duduk dan berjalan meskipun dengan menggunakan alat bantu," tutur Mustak, Staf Pendayagunaan Solopeduli. Mustak menambahkan bahwa kondisi perut Masriah masih belum normal seperti sedia kala.
Kerja Mukri selaku suami dan kepala rumah tangga pun semakin keras setelah mengetahui riwayat kesehatan istrinya. Peluh keringatnya sebagai buruh tani nyata sebagai bentuk perjuangan sebagai pemberat amal sholihnya kelak. "Istri saya jarang mengeluh kesakitan," katanya. Senyum merekah tampak di raut wajah Mukri.
Solopeduli hadir menyalurkan santunan kesehatan untuk Masriah sebagai wujud kepedulian terhadap dhuafa yang membutuhkan. "Matur nuwun Solopeduli semogo Allah membalas ingkang luweh sae rencan santunan meniko ajeng kulo ngge ngontrolaken istri kulo,"(terima kasih Solopeduli semoga Allah membalas dengan yang lebih baik. Rencana satunan ini akan saya gunakan untuk mengontrolkan istri saya), jelas Mukri kepada Tim Solopeduli. (Wirli/Yofi)