WONOGIRI- Bekerja sebagai buruh tani adalah pekerjaan sehari-hari Tumirah, wanita 50 tahun yang menjadi tulang punggung keluarganya. Sang anak yang bernama Ngadiono,32, sudah tidak bisa lagi bekerja karena mengalami kecelakaan kereta api dan harus hidup dengan satu kaki.
Ngadiono memiliki putra bernama Bagas yang kini masih duduk di bangku kelas 1 sekolah dasar. Saat Bagas baru berusia 40 hari, ibunya wafat karena sakit gagal ginjal yang sudah kronis. Kini kehidupan dan biaya sekolah Bagas menjadi tanggungan Tumirah.
Rabu (18/1) Solopeduli mengunjungi rumah Tumirah di Tawang Harjo, Giriwoyo, Wonogiri untuk memberikan santunan hidup dan sembako. "Tim kami langsung berkunjung ke rumah Ibu Tumirah dan menyerahkan paket santunan tersebut. Semoga dapat meringankan beban hidup yang ditanggung Ibu Tumirah beserta keluarganya," kata Eko, Staf Solopeduli Area Wonogiri selepas penyaluran. (Eko/Yofi)