Menyedihkan, Gubuk Ukuran 3 x 1 Dihuni Mbah Comil Sebatang Kara

SOLO- Suparmi, atau yang biasa dipanggil dengan nama Mbah Comil (52) warga Kepatihan Wetan RT 04/ RW 02, Jebres, Surakarta lagi-lagi merupakan potret miris kehidupan keras yang harus dijalani oleh kaum tua miskin di Solo. Dimasa tuanya dengan segala keterbatasan yang ada, simbah renta ini masih harus terus berjuang untuk sekedar bertahan hidup.

Kata bertahan hidup ini benar-benar yang harus dilalui oleh Mbah Comil dalam kesehariannya. Tak ada fasilitas yang dimilikinya, bahkan ia harus hidup dengan segala kekurangan di rumah tak layak huni ukuran 1 m x 3 m yang berada pinggiran got. Jika hujan deras, tidak luput rumahnyapun kebanjiran.

Lebih miris lagi dan pasti akan mengundang derai air mata, ia hidup sebatangkara sejak belasan tahun yang lalu. lebih Mbah Comil pun harus menerima kenyataan pahit lantaran saat ini, penglihatan sudah banyak berkurang dan menderita penyakit saraf serta tumbuh benjolan di sekitar kepala.

Kondisi tubuh yang bisa kita lihat pada badan Mbah Comil menjadi petunjuk bagaimana kerasnya perjalanan hidup yang harus ia jalani. Tubuhnya kurus kering, bungkuk dan tak terawat. Ia tampak hanya hidup seadanya dengan seluruh keterbatasan yang dimiliki, baik fisik maupun materi.

Namun demikian, keadaan yang memprihatinkan ini tak lantas membuat Mbah Comil putus asa dan kehilangan semangat hidup. Setiap harinya, ia tak mau memimta-minta kepada orang lain. Beruntung, masih ada yang baik hati memberikan bantuan untuknya.

Melihat tempat tinggal simbah tegar ini akan lebih mengharukan lagi. Tidak ada barang yang terlihat mewah di gubuk kecilnya, hanya sebuah kursi dan beberapa perlengkapan masak yang sudah lama tidak digunakan.

Staf Pendayagunaan Solopeduli yang langsung mengnjungi gubuk Mbah Comi, Mustak mengatakan, memang ada beberapa bantuan berupa barang dan uang tunai yang diterima Mbah Comil dari tetangga dan orang yang berbaik hati lainnya. Namun hal tersebut membuat sebagian tetangga di sekitar rumahnya merasa iri dan justru tega meminta bantuan tersebut.

Namun apadaya, seorang Mbah Comil yang memiliki keterbatasan dan hidup sendirian di lingkungan seperti itu tak dapat berbuat banyak apabila didzolimi. Mbah Comil takut dicelakakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Sampai sekrang Mbah Comil belum menikah lantaran trauma yang mengakar pada dirinya.

Jumat (24/1) Solopeduli hadir memberikan santunan hidup untuk Mbah Comil dalam beberapa bulan kedepan. "Kami begitu prihatin melihat kondisi Mbah Comil, semoga beliau selalu tabah dalam menghadapi kehidupan yang begitu keras ini. Dan semoga bantuan yang diberikan dari donatur Solopeduli dapat bermanfaat untuknya," imbuh Mustak. (Wirli/Yofi)