Mari Berbagi Hewan Qurban di Kecamatan Paranggupito

Ketika sekilas mendengar kata Wonogiri, sering yang terlintas adalah topografinya yang bergunung. Salah satu Kabupaten di Jawa Tengah ini memang memiliki wilayah yang luas dan sebagian besar berupa pegunungan. Ada 25 kecamatan di Kabupaten Wonogiri, dan masing-masing kecamatan bisa dikatakan mempunyai wilayah yang luas. Salah satu kecamatan di Wonogiri adalah Kecamatan Paranggupito.

Kecamatan Paranggupito memiliki ‘keistimewaan' dibanding dengan wilayah kecamatan lain di Kabupaten Wonogiri. Satu-satunya kecamatan yang meiliki pantai/pesisir di Kabupaten Wonogiri adalah Kecamatan Paranggupito. Salah satu pantai yang ada di Kecamatan Paranggupito adalah Pantai Nampu. Secara geografis, posisi Kecamatan Paranggupito juga unik. Sisi sebelah selatan adalah Samudera Hindia, sebelah timur adalah Provinsi Jawa Timur, tepatnya Kabupaten Pacitan, sisi sebelah utara Kecamatan Giritontro, dan sisi sebelah barat adalah Provinsi DIY, tepatnya adalah Kabupaten Gunung Kidul.

Kecamatan Paranggupito memiliki 8 desa yaitu Desa Paranggupito, Songbledeg, Gendayakan, Gudangharjo, Gunturharjo, Ketos, Sambiharjo, dan Desa Johunut. Menurut data dari BPS Kabupaten Wonogiri, luas wilayah Kecamatan Paranggupito adalah 6475,42 Hektar. Dari luas wilayah itu, tidak ada lahan persawahan, sebagian besar adalah tegalan dan pekarangan untuk tempat tinggal.

Sebagian penduduk Kecamatan Paranggupito bermatapencaharian dari bertani. Namun, sebab kondisi geografis yang berupa tegalan, pegunungan, dan bebatuan, hasil pertanian lebih banyaknya adalah palawija yaitu jagung, ubi kayu (singkong), dan kacang tanah. Kalaupun ada pagi, jenisnya adalah padi gogo.

Salah satu ‘masalah' yang sering dihadapi warga Kecamatan Paranggupito adalah masalah kekeringan. Di beberapa desa, persoalan kekeringan ini menjadi permasalahan yang serius, utamanya pada saat musim kemarau. Pada musim kemarau tahun 2017 ini, Solopeduli menyalurkan air bersih melalui Program Berbagi Sejuta Liter Air Bersih, tepatnya di Desa Gendayakan dan Desa Songbledek. Meskipun masyarakat sudah mengusahakan membangun sumur, bahkan ada yang sampai kedalaman seratus meter, tetapi belum kunjung ada. Sejauh ini, masyarakat di sana jika musim kekeringan datang, harus membeli air bersih yang disalurkan melalui tangki.

Salah satu kemajuan yang akhir-akhir ini bisa dilihat adalah sarana dan prasarana yang membaik. Misalnya, jalan-jalan desa di sana sudah dibangun dengan aspal yang bagus. Hal ini perlu dicatat sebagai kemajuan tersendiri sebab jalan adalah akses yang cukup vital sebagai penghubung masyarakat yang nantinya bisa menggerakkan perekonomian. Misalnya, dengan akses jalan yang bagus, memudahkan para wisatawan yang akan berkunjung ke pantai dan tentu akan berdampak pada roda ekonomi masyarakat di sana.

Meskipun demikian, tidak bisa dipungkiri jika masyarakat di daerah Paranggupito masih perlu perhatian banyak pihak. Misalnya pada saat penyembelihan hewan qurban, masih banyak desa atau dusun yang belum ada masyarakatnya yang berqurban. Hal ini ironis dengan kondisi di kota atau wilayah lain yang bisa jadi hewan qurbannya melimpah, bahkan panitia kewalahan. Kecamatan Paranggupito sangat potensial untuk dijadikan sasaran distribusi hewan/daging qurban. Solopeduli siap menyalurkan qurban Bapak/Ibu/Saudara semua hingga ke pelosok dusun di Kecamatan Paranggupito. (Kjay)