SOLO-Manfaat keberadaan Klinik Rawat Inap (KRI) Solopeduli sangat dirasakan oleh masyarakat Solo dan sekitarnya. Setidaknya itu yang disampaikan Ibu Yeti, warga Pucangsawit, Kecamatan Jebres, Kota Solo, yang pada Rabu (30/8) tengah menunggui anaknya bernama Bobi (17) yang dirawat kerena sakit campak. "Tempatnya nyaman, pelayanannya bagus, dan biayanya murah," papar Bu Yeti.
Ada lagi Satrio(19), mahasiswa baru Jurusan Statistika UNS, yang dalam waktu bersamaan dirawat di KRI Solopeduli karena sakit tifus (tipes). Mahasiswa asli Medan tersebut juga mengaku sangat terbantu dengan keberadaan KRI Solopeduli. Pagi itu dia ditemani salah satu teman kostnya dan kondisinya sudah membaik setelah dirawat selama dua hari di KRI Solopeduli. "Waktu itu yang ngantar kakak-kakak angkatan, satu kost. Mereka sudah familiar dengan Klinik Solopeduli ini. Kalau saya sendiri baru kali ini ke sini," kata Satrio.
Menurut Yani(24), salah satu bidan di Klinik Solopeduli, pasien yang datang ke Klinik Solopeduli bisa dikatakan didominasi oleh mahasiswa yang tinggal di sekitar klinik. Wajar, Klinik Solopeduli memang secara geografis dekat dengan dua kampus besar di Kota Solo yaitu ISI Surakarta dan UNS. "Dari data pengunjung, di saat-sasat liburan kuliah, terlihat jelas ada penurunan kuantitas pengunjung/pasien. Mahasiswa memang banyak, tetapi masyarakat umum juga banyak. Bahkan tidak hanya dari sekitar Solo saja, dari Klaten juga pernah ada," jelas Yani.
KRI Solopeduli selain melayani para member, juga melayani masyarakat umum. Yang dimaksud member, tambah Yani, adalah pasien yang sudah mendaftar dengan syarat-syarat tertentu dan sudah diverifikasi kelayakannya. Pasien dengan kategori member, tidak dipungut biaya atau total gratis jika menghendaki layanan di Klinik Solopeduli, baik Chek Lab, pengobatan, maupun rawat inap. Kalau masyarakat umum, tetap berbiaya tetapi murah. "Alhamdulillah, meskipun biaya relatif murah, tetapi kualitas layanan dan fasilitas tetap diutamakan. Misalnya fasilitas kamar inap, satu kamar untuk satu pasien, kamar mandi dalam, dan ber-AC," urai Yani.
Di KRI Solopeduli ada 3 dokter jaga. Namun, tidak sedikit pula para relawan dokter dan paramedis lain yang siap membantu di KRI Solopeduli jika sewaktu-waktu dibutuhkan. Misalnya, jika dokter utama sedang berhalangan, para dokter relawan lain siap membantu. (Kjay)