Acmad seorang pedagang kaki lima barang elektronik bekas (onderdil/komponen) di pasar Jongke dengan penghasilan rata-rata perhari Rp.50.000.

Kini ia tidak bisa bekerja lagi karena sejak 4 bulan yang lalu, ia mengalami kecelakaan tunggal di Semanggi. Akibat kecelakaan itu, Achmad mengalami patah tulang pada kaki kanan, patah pada rahang dan luka pada lambung yang menyebabkan ia harus dioperasi. Luka pada lambung sesekali masih terasa sakit jika digunakan untuk bergerak, sehingga untuk aktifitas sehari-hari ia harus dibantu oleh istri menggunakan kursi roda.
Rasa putus asa sempat hinggap dihati Achmad. Beban mental sebagai kepala keluarga membuat ia merasa terpuruk. "Sejak kecelakaan itu, saya sangat bingung harus mencukupi kebutuhan hidup istri dan 4 anak saya dengan cara apa. Saya belum bisa bekerja sedang 3 orang anak saya masih sekolah di sekolah swasta". Ucap Achmad sembari meneteskan air mata.
Dikunjungi tim Solo Peduli pada Rabu (9/03/2022) di kediaman Achmad, ia tinggal di Kost berukuran 3x3 meter dihuni 6 anggota keluarga. Kost yang sempit itu, memiliki biaya perbulan Rp.500.000 . Itupun kondisi bangunan masih kuno dengan dinding tembok dan atap dari genting yang sebagian bocor.
Sekarang Achmad hanya bisa bergantung kepada penghasilan istri, Chusnul Hidayati yang bekerja sebagai penjual snack dengan mengambil dagangan dari tetangga dan menerima jasa permak baju. Penghasilan perhari rata-rata sekitar Rp.45.000, tidak cukup untuk membayar kebutuhan sehari-hari seperti makan, biaya tempat tinggal dan biaya sekolah anak-anaknya. Mereka dikaruniai 4 orang anak. Anak pertama sekolah di SMP swasta, anak kedua dan ketiga masih berada di SD swasta. Dan anak terakhir masih balita.
"Alhamdulillah hari ini Solo Peduli berkunjung ke tempat pak Achmad di Kauman, Pasar Kliwon dengan menyampaikan bantuan sembako dan santunan." Sambung Yudha dari Solo Peduli.