Penyaluran dan pelaksanaan penyembelihan hewan Qurban SOLOPEDULIoleh Tim Area Karanganyar dilaksanakan pada hari Ahad, 6 Oktober 2014 di desa Tengklik, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar. Sebanyak 50 ekor kambing dan 2 ekor sapi disalurkan ke daerah-daerah pelosok di kecamatan Ngargoyoso dan Jumapolo, Kabupaten Karanganyar dan didistribusikan melalui takmir masjid setempat.
Masyarakat sangat antusias dalam membantu pelaksanaan penyembelihan hewan qurban dari SOLOPEDULI. Proses penyembelihan pun berjalan dengan lancar, hanya saja pada saat penyembelihan seekor sapi cukup terkendala karena hewan qurban tersebut memberontak pada saat akan disembelih. Masyarakat merasa bahagia telah mendapatkan hewan qurban dari para shohibul qurban yang disalurkan melalui SOLOPEDULI. Mereka berharap melalui hewan qurban yang ia terima dapat mempererat ikatan persaudaraan dan kesediaan shohibul qurban untuk berbagi kepada mereka menjadi satu kebaikan dan tabungan amal.
Kinah (80), seorang nenek yang sudah lanjut usia harus merawat dirinya seorang diri dengan segala keterbatasan yang ia miliki. Ia tinggal di desa Tengklik, kecamatan Ngargoyoso, kabupaten Karanganyar. Ia tak lagi memiliki raga yang utuh, apalagi sempurna. Tegaknya tak sempurna, berbicara pun harus terbata-bata. Sudah puluhan tahun ia ditinggal oleh suami tercinta untuk selama-lamanya dan anak perempuan satu-satunya yang telah menikah dan harus mengikuti suaminya. Walau bertempat tinggal tak jauh dari rumah nenek Kinah, putri tunggalnya tak bisa menemani sang ibu setiap hari. Hanya saja, dikala ada waktu senggang ia sempatkan untuk sekedar memberi makan atau bermain menengok sang ibu.
Nenek Kinah berjalan dengan membungkuk dan berbicaranya pun sulit untuk dimengerti orang lain karena gigi-giginya yang tak lagi lengkap, bahkan hampir seluruhnya telah lepas. Dapat dibayangkan betapa sulitnya ia untuk berjalan, makan, berbicara apalagi untuk melakukan aktivitas yang lain, seperti memasak atau mencuci bajunya sendiri. Langkahnya sangat pendek. Berjalannya pun harus berpegangan dengan dinding atau tiang-tiang, karena ia sudah tak bisa menggunakan tongkat.
Beruntung, nenek Kinah masih memiliki saudara dan tetangga yang baik padanya di sekitar rumahnya. Ia masih bisa meminta bantuan kepada mereka atau mereka yang terkadang memberikan makan untuk nenek renta ini. Dulu, memang ia sempat bekerja di salah satu keluarga tetangga untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Tapi kini, nenek Kinah hanya bisa menunggu uluran tangan dan belas kasih dari orang lain untuk menyambung hidupnya.
Rumah yang kecil dan sangat sederhana, tempat nenek Kinah menghabiskan sisa hidupnya seorang diri. Dikisahkah oleh Ibu Rubiyem, tetangga dekat nenek Kinah "Ia pernah jatuh pingsan pada siang hari, sedang ia dalam keadaan sendirian. Entah sampai kapan ia akan tertolong, jika saudaranya tidak menengoknya. Berkat bantuan saudara dan tetangganya, nenek Kinah langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan.
Nenek Kinah merasa sangat senang dan bahagia atas kedatangan tim SOLOPEDULI dengan hewan Qurban yang dibawa. Ya, ia merasa mendapat saudara baru dan mengenal dunia luar di masa rentanya. Senyum tersungging indah dibibirnya walau kedatangan tim SOLOPEDULI hanya sekejap dalam masa hidupnya.
BACA JUGA : Solopeduli Salurkan 80 Kambing dan 4 Sapi ke Wonogiri