Hari itu, pada Jumat (11/10/2024), halaman SMK IT Smart Informatika di Surakarta dipenuhi suasana hangat penuh canda dan tawa. Para karyawan, keluarga besar Solopeduli, dan alumni berkumpul dalam acara Sarasehan, memperingati Milad ke-25 Solopeduli. Di tengah kesibukan acara, aroma harapan terasa kuat di udara. Momen ini bukan sekadar pertemuan, tapi refleksi perjalanan panjang lembaga yang telah berdiri selama seperempat abad untuk mengabdi kepada masyarakat.
Talkshow yang menjadi inti acara itu menampilkan dua sosok yang telah merasakan manfaat besar dari SOLOPEDULI—Khoirudin (angkatan pertama SMK IT Smart Informatika) dan Hani Wahyu Nugroho (angkatan keempat SMK IT Smart Informatika). Mereka bukan hanya narasumber biasa, tapi bukti hidup bagaimana pendidikan yang inklusif mampu mengubah hidup seseorang. Khoirudin membuka pembicaraan dengan tenang, menceritakan kisah hidupnya dari seorang siswa yang penuh keterbatasan menjadi seorang profesional yang sukses.
"Ini sesuatu hal yang tidak bisa dibayangkan," ucapnya sambil tersenyum. Suasana hening, semua mata tertuju padanya. Khoirudin bercerita bagaimana bantuan itu memberinya kesempatan untuk terus belajar, hingga akhirnya ia bisa menyelesaikan pendidikan di SMK IT Smart Informatika dan meraih karier impiannya. Statistik menunjukkan bahwa pendidikan berkualitas dapat meningkatkan pendapatan individu hingga 10% per tahun, dan Khoirudin adalah contoh nyata dari dampak itu.
Tak ketinggalan, Hani Wahyu Nugroho juga membagikan kisah hidupnya yang penuh perjuangan. Beliau berasal dari pelosok Wonogiri. Dari halaman belakang Majalah Hadila yang beliau dapatkan dari salah satu donatur. Beliau mengirim formulir ke SOLOPEDULI Cabang Wonogiri. Berangkat sekolah jam 2 pagi, jalan kaki.
Sarasehan itu juga menjadi ajang refleksi bagi karyawan dan keluarga besar Solopeduli. Suasana hangat terasa saat mereka saling berbagi pengalaman, tak hanya tentang pekerjaan sehari-hari, tetapi juga tentang semangat kebersamaan yang telah tumbuh selama 25 tahun perjalanan lembaga ini. Banyak dari mereka teringat akan pentingnya terus memperkuat ikatan sosial di antara mereka, terlebih dalam mendukung misi lembaga yang selalu mengedepankan pendidikan dan kesejahteraan sosial.

Diskusi yang berlangsung dalam acara itu semakin menegaskan betapa pentingnya keberlanjutan program-program sosial yang dijalankan oleh Solopeduli. Dengan lebih dari 100 ribu penerima manfaat pendidikan selama dua dekade terakhir, Solopeduli tidak hanya membangun masa depan bagi individu, tetapi juga masyarakat secara luas. Data dari UNICEF menyebutkan bahwa setiap tambahan tahun pendidikan dapat meningkatkan harapan hidup seseorang sebesar 1,7 tahun—ini adalah dampak nyata dari upaya yang terus dilakukan oleh lembaga ini.
Di akhir acara, talkshow ditutup dengan pesan kuat dari kedua narasumber. Mereka berdua mengajak seluruh peserta sarasehan untuk terus berjuang dalam misi sosial Solopeduli. "Sesuatu itu tidak ada yang luar biasa, melainkan memang pantas untuk mendapatkannya," kata Hani, yang disambut dengan tepuk tangan meriah. Semua yang hadir membawa pulang semangat baru—semangat untuk terus berbagi, mendidik, dan merangkul lebih banyak orang dalam perjalanan panjang Solopeduli yang akan terus berlanjut.
Hari itu, ikatan komunitas Solopeduli semakin kuat. Acara sarasehan yang semula hanya tampak seperti rutinitas tahunan berubah menjadi momen yang sangat bermakna. Mereka pulang dengan hati yang penuh, membawa warisan semangat Milad ke-25 ini dalam setiap langkah mereka ke depan.