Solopeduli, Karanganyar–Alhamdulillahsantunan donasi amanah dari donatur untuk membantu Galih Eka Saputra, pemuda penderita tumor menempel di tulang belakang telah ditunaikan, Rabu (30/6). Donasi berupa uang tunai itu untuk kebutuhan hidup sehari-hari dan biaya pengobatan.
Galih divonis menderita tumor jinak yang menempel di tulang belakangnya. Meskipun jinak, dia mengalami beberapa kondisi yang buruk karena tumor berada di tempat yang sulit.
Lebih dari setahun dia hanya bisa tergolek di ranjang. Tubuh bagian bawah, mulai dari dada hingga ujung jari kaki sangat sulit dikontrol. Tiap ada sentuhan kecil pun kakinya bergerak sendiri bak gerakan kaki belalang. Akibatnya Galih tidak bisa berjalan dan hanya dapat merasakan ingin buang air kecil maupun besar.
Semua Berubah Sejak Menderita Tumor
Sebelumnya, tidak ada kejanggalan yang Galih rasakan, ia dapat bekerja di pabrik seperti biasanya. Hingga suatu hari ia merasakan kaki kanannya kesemutan kemudian menjadi mati rasa, benar-benar mati rasa. Pernah dia memukul kakinya, hanya terasa sebentar kemudian kembali mati rasa.
“ Udah gak kerasa apa – apa mas. Dipegang, dicubit bahkan pernah saya pukul sekencang – kencangnya tapi gak kerasa sakit. Awalnya saya pikir itu cuma karena kurang gerak atau olahraga saja, jadi terus saya pake buat bersepeda. Setelah agak jauh dan berkeringat kaki saya sudah agak mendingan mas, jadi ya saya gak berpikir macem-macem.” Ujarnya saat ditemui tim Solo Peduli.
Sejak saat itu dia sering mengeluhkan sakit di punggungnya. Dia merasakan sakit di tulang belakang bagian bawah, itu membuatnya sulit berjalan dengan tegak dan beraktivitas dengan normal. Lehernya pun sulit di gerakkan ketika sakitnya kambuh.
Awalnya ia masih bisa berjalan meski separuh membungkuk, namun suatu ketika ia benar-benar tidak bisa bangun lagi, akhirnya keluarga memutuskan untuk membawanya ke rumah sakit.
“Di tempat kerja saya pernah hampir gak bisa berdiri dari posisi duduk, perlu waktu lama untuk berdiri dan saya harus rambatan tembok nyari pegangan buat berdiri. Teman yang melihat saya seperti itu langsung meminta saya untuk istirahat saja. Keesokan harinya saya dibawa ke rumah sakit karena tidak kuat berdiri lagi”, tuturnya.
Divonis Menderita Tumor dan Harus Dioperasi
Galih dibawa ke RS. Dr. Oen Surakarta, di sana dia menjalani pemeriksaan sinar X, namun masih belum bisa diketahui apa penyebab kelumpuhan yang dideritanya. Kemudian ia menjalani pemeriksaan lanjutan dengan MRI, hasilnya ditemukan tumor yang menempel di tulang belakangnya. Dokter memutuskan melakukan pembedahan untuk mengangkat tumor tesebut.
Operasi tersebut berhasil mengangkat sebagian besar tumor, namun masih menyisakan sebagian yang lain karena telah menyerang syaraf tulang belakangnya. Kesalahan sekecil apapun sangat beresiko membuat Galih tidak bisa berjalan selamanya. Akhirnya tim medis hanya mengangkat sebagian tumornya.
Pasca operasi, Galih menjalani perawatan di rumah sakit dengan kondisi yang tak menentu apakah dia dapat segera sembuh atau tidak. Dia menghabiskan 40 hari di rumah sakit. Oleh sebab keterbatasan biaya hidup di rumah sakit dan tidak ada perkembangan, maka pihak keluarga memutuskan untuk membawa Galih pulang dan merawatnya di rumah.
Kini Galih rutin menjalani pengobatan alternatif dan mengonsumsi obat herbal. Setiap dua atau tiga kali dalam sepekan akan ada yang datang kerumahnya untuk melakukan terapi.
Ayah Sakit Diabetes
Sakit yang diderita Galih membuat dia tak bisa bekerja di pabrik lagi. Praktis sekarang yang mencukupi semua kebutuhan keluarga adalah ayahnya. Pria yang sudah tidak muda lagi ini sehari-hari bekerja di sawah sebagai buruh.
Namun bak petir di siang bolong, Ayah yang menjadi tumpuan keluarga terkena diabetes melitus. Kaki kanan sang ayah mengalami luka serius akibat penyakit tersebut. Ayah Galih sempat mendapat perawatan di RSUD Sukoharjo, tapi kini beliau menjalani rawat jalan di rumah. Setiap tiga hari ada perawat yang datang untuk mengobati dan membersihkan luka serta mengganti perban.
Tentu, ada biaya yang harus dikeluarkan baik untuk terapis Galih maupun perawatan luka Ayahnya. Biasanya untuk terapi Galih tidak ditarik tarif khusus, namun untuk perawatan luka sang ayah tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit karena harus membeli obat dan antibiotik.
Selama ini mereka hanya mengandalkan kerabat atau tetangga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Musibah yang dialami Galih adalah penderitaan kita juga. Karena persaudaraan setiap Muslim ibarat satu tubuh. Jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh lainnya otomatis terganggu karena merasakan kesakitan juga.
"Perumpamaan kaum mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam" (Muttafaq 'Alaih).
Dengan membantu saudara kita yang tertimpa musibah, insya Allah akan mendatangkan keberkahan, kemudahan dan pertolongan Allah di dunia dan akhirat. Rasulullah SAW bersabda:
"Barangsiapa menghilangkan kesulitan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan melepaskan kesulitannya pada hari kiamat. Barang siapa memudahkan orang yang tengah dilanda kesulitan, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat..."(HR Muslim).