Solopeduli.org, Surakarta– Pada tahun 2015, melalui Program Berbagi Sejuta Liter, Solopeduli telah menyalurkan bantuan air bersih untuk meringankan beban masyarakat di daerah kekeringan. Beberapa kali penyaluaran air bersih ini di mulai dari Wonogiri dan diakhiri pulan di Wonogiri. Program ini sudah menyalurkan di tempat yang minim resapan, adapun beberapa tempat penyaluran yaitu: Wonogiri (Pracimantoro, Giri Woyo, Paranggupito), Boyolali (Wonosegoro, Musuk), Sragen (Jenar), dan Gunungkidul (Tepus).
National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) mengumumkan bahwa periode dari Januari sampai September 2015 merupakan yang terpanas sejak 1880. Selain itu, September 2015 merupakan bulan terpanas dalam catatan sejarah. Jadi, dengan sisa hanya tiga bulan, tahun 2015 kemungkinan besar akan menjadi tahun paling panas.
Sedangkan menurut BMKG melalui website-nya, awal musim hujan 2015/2016 mundur jika dibandingkan terhadap rata-ratanya selama 30 tahun (1981- 2010). Artinya, musim kemarau tahun 2015 lebih lama daripada tahun-tahun sebelumnya.
Musim kemarau yang panjang ini menyebabkan daerah yang minim resapan menjadi kering atau hampir tidak ada air. Daerah-daerah yang minim resapan biasanya kontur medannya berupa bukit bebatuan, tanahnya padas dan tanaman yang yang ditumbuhinya kebanyakan tanaman jati.
Pracimantoro, Wonogiri, salah satu daerah yang minim resapan. Musim kemarau tahun ini sangat terasa oleh warga. Tahun-tahun sebelumnya, ketika musim kemarau warga membeli air bisa menghabiskan 5 tangki tetapi tahun ini bisa menghabiskan 8-30 tangki setiap keluarga. Untuk membeli air itu warga rela menjual ternaknya.
Adapun cara lain yang digunakan untuk mendaptakan satu jligen air seperti di daerah Sragen, warga rela menunggu air yang keluar dari tanah hingga malam.
Manager Pendayagunaan Solopeduli, Iman, mengutarakan, "Kami mengucapkan banyak teriamakasih kepada donatur yang telah mendukung program Berbagi Sejuta Liter Air besih. Semoga diberi keberkahan di dalamnya. Aamiin".
(Iman/Paron)