Berita bohong, atau istilah populernya hoaxsemakin menghantui masyarakat, bukan saja citizen tapi juga netizen. Perkembangan media sosial, membuat arus informasi sangat mudah diakses dan dibaca oleh siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Selain memberikan manfaat bagi masyarakat, perkembangan media juga dapat menjadi momok tersendiri bagi masyarakat yang kurang teredukasi. Sebab, setiap orang kini bisa membuat apapun untuk beritahukan kepada orang lain melalui jejaring sosial tanpa adanya filteratau penyaringan berita terlebih dahulu. Walau pemerintah sudah memberlakukan UU ITE, tetap saja dalam segi pengawasan yang terbaik adalah pada diri sendiri. Lalu, sebagai seorang muslim, bagaimana kita menghadapi hoax?
Dalam surah Al-Hujarat ayat 6, sudah dijelaskan bagaimana seorang muslim menyikapi sebuah berita,"wahai orang- orang yang beriman, jika ada seorangfasiqdatang kepada kalian dengan membawa suatu berita penting, maka tabayyunlah(telitilah dulu), agar jangan sampai kalian menimpakan suatu bahaya pada suatu kaum atas dasar kebodohan, kemudian akhirnya kalian menjadi menyesal atas perlakuan kalian."
Allah sudah memperingatkan kita untuk selalu tabayyunatau meneliti terlebih dahulu berita atau artikel yang sampai di depan mata kita. Teliti yang dimaksudkan, darimana sumber berita tersebut, jangan langsung membagikan berita yang belum jelas dari mana asalnya. Jangan sampai kita membagikan berita yang belum jelas kebenarannya, dan baru diketahui di akhir, jikalau berita tersebut adalah bohong. Karena Allah sudah melaknat siapa yang menyebarkan berita bohong. "Sekiranya tidak ada kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu semua di dunia dan di akhirat, niscaya kamu ditimpa azab yang besar, karena pembicaraan kamu tentang berita bohong itu." (QS. An-Nur [24]: 14).
Selain tayyabun, kita juga harus menghidupkan nalar kita. Maksudnya adalah pertimbangan baik dan buruk dari sebuah berita. Membudayakan membaca sampai selesai, kemudian gunakan nalar kita untuk memahami berita tersebut, jikalau memang ada yang kurang tepat, kita juga harus mencari referensi lain yang memuat isu berita yang sama. Hal ini guna untuk mendapatkan informasi yang akurat dan bukan hoax.Cara mudahnya, adalah dengan melihat alamat url dari situs berita yang sedang kita baca, apakah itu alamat website dari situs berita yang terdaftar resmi atau badan pemerintah atau bahkan bukan keduanya, dan hanya situs personal.
Dan, yang terakhir adalah, sebisa mungkin untuk tidak langsung mempercayai akun-akun atau situs yang anonim, atau penggunaan nama yang tidak jelas dan sulit teridentifikasi. Setelah mengamalkan ketiga upaya tersebut, semua kembali lagi kepada diri kita, bagaimana menyikapi sebuah artikel di dunia maya. Membaca artikel sampai tuntas, pahami, teliti, dan cari referensi lain, menjadi upaya untuk menjauhkan diri kita dari berita-berita hoaxyang beredar luas di dunia maya. Jangan sampai kita menjadi manusia yang dilaknat Allah karena menyebarkan berita yang belum tentu benar.
Referensi: hidayatullah (dengan sedikit tambahan)