Siapa yang tak mengenal puisi?
Puisi merupakan salah satu ragam karya sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Ketika masa sekolah dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, kita akan dikenalkan dengan puisi, lebih-lebih kita akan diperintahkan untuk membuat dan membaca puisi di depan kelas. Puisi dinilai memiliki keindahan tersendiri yang patut untuk diapresiasi. Banyak pula aktivis yang menggunakan puisi sebagai media untuk menyampaikan kritik. Lalu, bagaimana islam memandang puisi itu sendiri?
Jika membicarakan puisi, pastilah muncul kata syair. Syair adalah bentuk puisi lama, kata "syair" sendiri berasal dari Bahasa Arab, "syu'ur" yang berarti perasaan. Dalam perkembangannya, syair juga masuk dalam ruh sastra Melayu, dan berkembang di Indonesia sebagai puisi.
Dapat disimpulkan bahwa puisi adalah karya sastra yang menggambarkan perasaan dan pemikiran penulisnya, yang disusun dengan berbagai keterikatan, baik jumlah bait, larik, maupun rima yang dihasilkan dan pada akhirnya menciptakan sebuah keindahan estetika dalam perasaan pembacanya. [tongkronganislami.net]
Dalam ajaran Islam, tidak ada larangan untuk menulis syair, puisi, ataupun sajak. Allah SWT berfirman, "dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang sesat. Tidakkah kamu melihat bahwasanya mereka mengembara di tiap- tiap lembah. Dan bahwasanya mereka suka mengatakan apa yang mereka sendiri tidak mengerjakan(nya)? Kecuali orang-orang (penyair-penyair) yang beriman dan beramal saleh dan banyak menyebut Allah dan mendapat kemenangan sesudah menderita kezaliman." (QS. Asy-Syu'ara`: 224-227)
Islam tidak melarang seorang muslim untuk berpuisi, baik itu menulis maupun membaca puisi. Hanya saja yang perlu digarisbawahi adalah makna dari puisi yang ditulis atau disampaikan. Karena inti dari keindahan puisi adalah maknanya. Maknya yang terbalut rangkaian ritme dan irama yang dapat menyentuh hati pembacanya. "Sesungguhnya di antara syair itu ada yang merupakan hikmah." (HR. Al-Bukhari)
"Sesungguhnya perut salah seorang di antara kalian penuh dengan nanah hingga merusak ususnya, itu lebih baik daripada perutnya penuh dengan syair (sajak)." (HR. Al-Bukhari), maksud dari hadist ini adalah untuk memperingatkan kita dalam bersyair, jangan berlebihan dan justru meninggalkan kewajiban sebagai muslim. Karena makna puisi yang baik adalah puisi yang dapat melembutkan hati dan menanamkan perilaku positif pada pembacanya. Berikut adalah salah satu puisi karya KH A. Mustofa Bisri [gusmus.net],
GELISAHKU
gelisahku adalah gelisah purba
adam yang harus pergi mengembara tanpa diberitahu
kapan akan kembali
bukan sorga benar yang kusesali karena harus kutinggalkan
namun ngungunku mengapa kau tinggalkan
aku sendiri
sesalku karena aku mengabaikan kasihmu yang agung
dan dalam kembaraku di mana kuperoleh lagi kasih
sepersejuta saja kasihmu
jauh darimu semakin mendekatkanku kepadamu
cukup sekali, kekasih
tak lagi,
tak lagi sejenak pun
aku berpaling
biarlah gelisahku jadi dzikirku
Selamat Hari Puisi Sedunia!
Referensi: Tongkrongan Islami