Ibnu Ummi Maktum, Seorang Tunanetra Yang Dikisahkan Dalam Al Quran

SOLOPEDULI.ORG-Ibnu Ummi Maktum, adalah sahabat Rasulullah yang memiliki keterbatasan. Dia adalah seorang tunanetra, dan kisahnyapun diabadikan dalam surat ‘Abasa.

Ibu Ummi Maktum merupakan seorang pembelajar yang giat, walau ia memiliki keterbatasan. Walaupun memiliki kekurangan pada penglihatan, ia dianugerahi pendengaran dan daya ingat yang jauh lebih baik. Dengan pendengaran dan daya ingatnya itulah ia belajar, hebatnya dia mampu mengingat apapun yang ia dengar untuk waktu yang cukup lama. Ia adalah putra dari bibi Siti Khadijah binti Khuwalid. Dan, ia hidup sendiri di tengah hiruk pikuk Kota Mekkah.

Ketika itu ia mendengar desas-desus warga mengenai dakwah seorang yang menerima wahyu dari langit, yakni Rasulullah SAW. Dengan segera ia mengambil tongkatnya dan mencari keberadaan Rasulullah. Secara sembunyi-sembunyi Ibnu Ummi Maktum mendengarkan ceramah Rasulullah. Benar saja, Ibnu Ummi Maktum amat terkagum dengan dakwah dari Rasulullah, dan berniat untuk mempelajari islam. Saat itu, Rasulullah sedang berdakwah di hadapan para petinggi Quraisy. Tiba-tiba Ibnu Ummi Maktum memegang tangan Rasulullah dan mengatakan, "tolong ajarkan aku, apa yang Tuhanmu ajarkan kepadamu."

Rasulullah mengabaikan Ibnu Ummi Maktum, karena merasa tersinggung pembicaraannya dipotong. Dan Rasulullah kembali melanjutkan perbincangannya dengan tamu-tamunya. Selepas kejadian tersebut dan setelah usai menjamu para tamunya, Rasulullah bergegas pergi. Setelah itu, Rasulullah menerima wahyu surat ‘Abasa, seketika merasa hati beliau tercekik.

"Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, karena telah datang seorang buta kepadanya. Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa), atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya? Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup, maka kamu melayaninya. Padahal tidak ada (celaan) atasmu kalau dia tidak membersihkan diri (beriman). Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran), sedang ia takut kepada (Allah), maka kamu mengabaikannya…" (‘Abasa: 1-10)
 

Begitu kira ayat 1 hingga 10 surat ‘Abasa yang diwakhyukan oleh Allah, kepada Rasulullah. Dan, hal tersebut membuat Rasulullah langsung meminta ampun kepada Allah. Dengan segera, Rasulullah menemui Ibnu Ummi Maktum dan memberikan pedoman hidup yang lurus kepadanya, Al-Quran. Dan setelahnya, Rasulullah amat memuliakan sahabatnya yang buta ini dengan menyapanya dengan sapaan yang khas, "selamat datang, wahai orang yang dititipkan Tuhanku untuk diperlakukan baik!"

Sejak itu, diriwayatkan bahwa Ibnu Ummi Maktum adalah orang yang sangat mencintai Allah dan Rasul-Nya. Begitu banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari seorang Ibnu Ummi Maktum yang tunanetra. Salah satu yang terkenal adalah perjuangan dan pengorbanannya ketika perang. Suatu ketika, saat pasukan muslimin berangkat menuju Al-Qadisiyah, Ibnu Ummi Maktum bertemu dengan sang komandan perang, "wahai kekasih Allah, sahabat Rasulullah, pahlawan perang, serahkan bendera perang itu padaku. Aku seorang buta, tak mungkin bisa lari. Nanti, tempatkanlah aku di antara kedua pasukan yang berperang."

Menurut Qatadah, Anas bin Malik berkata, "dalam perang Al-Qadisiyah, Abdullah bin Ummi Maktum memegang bendera perang hitam dan mengenakan baju besi." Dan berdasarkan riwayat, Ibnu Ummi Maktum tidak meninggal di medan perang, melainkan di Madinah. Semoga Allah merahmatinya.

Sungguh perjuangan yang luar biasa, di tengah kondisi tubuhnya yang tidak sempurna, Ibnu Ummi Maktum rela mengorbankan nyawanya untuk kemahsyuran Islam kala itu. Yang dapat kita pelajari dari seorang Ibnu Ummi Maktum adalah jiwa pembelajar dan ketekunannya dalam belajar.

Semoga bermanfaat.

Referensi: Muslimah Daily