SOLO-Pak Suyanto adalah seorang kepala keluarga yang tinggal di kawasan Losari, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Solo. Pak Suyanto sehari-hari hidup bersama dengan seorang istri dan 6 orang anak. Untuk menghidupi keluarganya, Pak Suyanto bekerja keras sebagai penjahit rumahan dengan mengandalkan tenaga sendiri dan bantuan istrinya. Peralatan yang dimiliki pun sederhana, sebuah mesin jahit kuno. Sementara ini, fokus Pak Suyanto adalah memproduksi pakaian jadi. Pakaian ini kemudian dijual di pasar terdekat. Usaha inilah yang dijadikan andalan Pak Suyanto dalam menghidupi keluarganya. Anak-anak Pak Suyanto bisa dikatakan masih kecil-kecil. Anak yang pertama saat ini duduk di kelas XII SMK, dan anak yang paling kecil baru saja lahir di awal tahun 2017 lalu.
Pak Suyanto hidup dengan penuh perjuangan untuk menghadirkan kebahagiaan bagi anak-anaknya. Anak pertamanya, Nikmah Fitriyanti, yang juga siswa SMK Gratis Solopeduli, tanpa sepengetahuan ayahnya menulis surat permohonan bantuan santunan kepada Solopeduli. Rasa iba terhadap perjuangan ayahnya dalam mencari nafkah, membuat Nikmah tergerak untuk mengajukan permohonan bantuan kepada Solopeduli. Apalagi, saat menulis permohonan bantuan tersebut, kondisi ayahnya sedang sakit hingga tidak bisa bekerja. Hal tersebut yang membuat Nikmah mempunyai inisiatif mengajukan bantuan kepada Solopeduli sebab saat ayah sakit, penghasilan pun tidak ada.
Dalam proposal permohonan bantuan yang ditulis Nikmah, tergambar jelas bahwa keluarga Pak Suyanto sangat membutuhkan santunan untuk biaya hidup, minimal saat kondisi Pak Suyanto sedang sakit. Tim Pendayagunaan Solopeduli menindaklanjuti dengan menyalurkan bantuan uang santunan untuk biaya hidup sehari-hari, hingga Pak Suyanto sehat bisa beraktivitas seperti semula. Pada Sabtu (9/12), Ahmad Eko, Staf Pendayagunaan Solopeduli, bersilaturahim ke kediaman Pak Suyanto yang sangat sederhana untuk menyerahkan santunan. Keluarga Pak Suyanto sangat senang dan berterima kasih kepada Soloepduli atas bantuan yang sudah diberikan. Pada saat silaturahim tersebut, diketahui pula jika salah satu kebutuhan keluarga Pak Suyanto yang sebenarnya mendesak untuk dipenuhi adalah pengadaan sumur untuk memperoleh air bersih. Selama ini, Pak Suyanto mendapat air bersih dengan menimba secara mandiri di tempat tetangga dengan dibantu anak laki-lakinya sepulang sekolah.[Ach/Kjay]