SOLOPEDULI.COM, LOMBOK - SOLOPEDULI kembali menyerahkan hunian Sementara, Rumah Lombok Bangkit yang ke 21 di Dusun Orong, Desa Batu Layar, Kecamatan Batu Layar, Lombok Barat Nusa Tenggara Barat. Hunian tersebut diserahkan langsung oleh Direktur SOLOPEDULI, Harjito kepada salah satu perwakilan penerima bantuan Hunian sementara di Dusun Orong, Ibu Mahenep (65) pada 16/11. Rumah Lombok Bangkit merupakan rumah semi permanen, huntara (hunian sementara) yang ditujukan bagi para korban gempa di Lombok. Para penerima Rumah Lombok Bangkit adalah para korban gempa yang hingga saat ini belum mempunyai rumah paska gempa yang melanda Lombok Nusa Tenggara Barat beberapa bulan lalu.
Salah satu profil penerima bantuan hunian sementara, Ibu Mahenep seorang janda. Suami Ibu Mahenep telah meninggal dunia 20 tahun yang lalu. Saat ini, Ibu Mahenep menempati Huntara, Rumah Lombok Bangkit dari SOLOPEDULI bersama 3 anaknya yang sudah berkeluarga dan bersama dengan orangtuanya tinggal dalam satu rumah. Sehari-hari Ibu Mahenep bekerja membuat katik (penusuk ikan, sate) yang dijual dengan harga Rp15.000,- per 1000 biji. Rata-rata penghasilan pada kisaran Rp 15.000,- sampai Rp 20.000,- per hari.
Ibu Mahenep mengucapkan rasa termakasihnya kepada SOLOPEDULI yang telah membantu diri dan keluarganya berupa rumah hunian semi permanen Rumah Lombok Bangkit . ”Alhamdulillah saya sangat bersyukur, karena selama 3 bulan ini saya dan keluarga terpaksa tinggal dirumah yang dibangun memanfaatkan material reruntuhan bangunan berupa papan dan bambu dengan fasilitas yang terbatas. Dengan adanya bantuan Rumah Lombok Bangkit ini saya bisa berkumpul bersama anak-anak, cucu dan ibu yang sudah berusia 105 tahun. Bisa berkumpul dalam satu rumah bersama keluarga sudah sangat bersyukur bagi kami. Kami mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada SOLOPEDULI dan para donaturnya yang telah membantu keluarga saya dan tetangga-tetangga saya. Semoga Allah memudahkan urusan-urusan seluruh keluarga SOLOPEDULI dan para donaturnya karena telah membantu kami disini,” ungkap Ibu Mahenep kepada SOLOPEDULI.
Kadus Dusun Orong, Kurniawan menyampaikan paska gempa, Dusun Orang terdiri dari 232 Kepala Keluarga, 512 orang, 60% rumah warga rata dengan tanah. Beberapa warganya sudah menerima bantuan hunian sementara (bangunan semi permanen), tetapi banyak juga yang belum mendapat bantuan hunian sementara sehingga mereka tinggal dengan mendirikan tenda seadanya sambil menunggu bantuan tiba. ”Kami bersyukur sekali karena SOLOPEDULI terus memberikan bantuannya untuk warga kami selama beberapa bulan ini paska gempa, dari makanan, obat-obatan, terapi healing, pendampingan relawan dan lain-lain. Alhamdulillah hari ini, Direktur SOLOPEDULI bisa bertemu kami dan memberikan bantuan hunian sementara (Rumah Lombok Bangkit) secara langsung ke warga kami. Selama ini kami sangat terbantu dengan bantuan-bantuan dan pengiriman relawan SOLOPEDULI untuk mendampingi warga kami. Beberapa Huntara dari SOLOPEDULI juga ada yang sedang dalam proses pembangunan. Mudah-mudahan pembangunan Rumah Lombok Bangkit lainnya segera jadi agar semakin banyak warga kami yang bisa tinggal bersama keluarga dalam satu rumah. Sekali lagi kami mengucapkan terimakasih sebanyak banyaknya untuk bantuannya, semoga SOLOPEDULI semakin maju dan bisa terus memberikan kemanfaatan bagi masyarakat yang membutuhkan,” terang Kurniawan kepada SOLOPEDULI.
Direktur Umum SOLOPEDULI, Harjito menyampaikan kondisi para korban di Lombok sudah mulai stabil. ”Hari ini kami kembali menyerahkan huntara, Rumah Lombok Bangkit yang ke 21 di Lombok. Penyerahan Huntara kali ini saya serahkan secara langsung . Alhamdulillah puluhan Rumah Bangkit sudah jadi, baik yang berada Dusun Orong, Desa Batu Layar, Kecamatan Batu Layar, Lombok Barat maupun yang berada di Dusun Luk Desa Sambik Bangkol, Kecamatan Gangga Lombok Utara, serta di beberapa titik lainnya. Semua Huntara kami bangun sesuai dengan desain yang dibuat oleh pakar ahli dari UNS Surakarta dan Universitas Mataram, berupa rumah semi permanen, yakni rumah yang pada bagian bawah sekitar 30 centi meter dipasang pondasi terbuat dari batako, sekatnya menggunakan Galsibot dan kayu, atapnya menggunakan baja ringan. Kami buat seperti ini agar rumah dan para penghuninya tetap aman saat ada gempa, karena hingga hari ini di Lombok masih terjadi gempa. Kami ingin menyelesaikan program recoveri paska bencana Lombok, sampai hari ini bantuan kami sudah pada tahap bantuan rumah dan fasilitas umum, walau bantuan sifatnya kondisional artinya kami akan membantu sesuai dengan yang warga butuhkan dengan mempertimbangkan donasi yang kami himpun, yang penting kebutuhan pokok mereka terpenuhi dulu baik itu makanan, sandang dan papan, baru setelah itu terpenuhi kami merencankan untuk membantu membangkitkan ekonomi mereka. bagaimanapun mereka harus bangun dan segera bergegas untuk membangun ekonomi dan kehidupan mereka. Sebagai lembaga zakat, lembaga sosial tentu sudah menjadi kewajiban kami untuk membantu mereka yang membutuhkan. Maka kami masih terus mengajak masyarakat untuk bersama-sama membantu kebutuhan para korban di Lombok, baik untuk pembangunan hunian sementara maupun untuk modal usaha mereka. Kami masih masif menggalang dana dari masyarakat di seluruh kantor kami di Soloraya, Semarang, Jogjakarta maupun di Bekasi,baik dengan cara layanan jemput donasi dan dengan layanan donatur yang datang ke kantor kami, kami juga membuka layanan transfer donasi khusus bencana Lombok untuk para donatur di seluruh Indonesia,” jelas Harjito kepada tim media SOLOPEDULI.