Tukang Sampah Naik Haji

Bekerja sebagai petugas kebersihan yang bergelut dengan sampah tidak menjadikan Radiudin berkecil hati untuk memiliki niat yang mulia yakni menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci Mekkah yang terkadang menjadi hal yang tidak mungkin bagi mereka yang penghasilan rendah.

Bau busuk sampah yang menyengat setiap hari dirasakan dan kegiatan rutin membersihkan sampah di Depo sampah Lingkungan Muktisari, Kelurahan Tegalbesar, Kecamatan Kaliwates dijalani dengan sukacita, tanpa rasa lelah. Pria berusia 51 tahun yang merupakan warga Dusun Bunder, Desa Sumber Pinang, Kecamatan Pakusari, Kabupaten Jember, Jawa Timur itu rela bekerja keras demi mewujudkan impiannya untuk menjalankan rukun Islam kelima tersebut.

“Awalnya saya tidak menyangka bisa naik haji tahun ini dan alhamdulillah saya diberi kemudahan oleh Allah SWT untuk mewujudkan impian saya menjalankan ibadah haji ke Tanah Suci Mekkah,” tuturnya.

Sejak tahun 1993, bapak tiga anak itu menekuni pekerjaan sebagai pemulung sampah dan petugas kebersihan yang kini sudah diangkat sebagai tenaga honorer di Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Pemerintah Kabupaten Jember. Keinginan Radiudin untuk menunaikan ibadah haji itu melalui perjalanan yang cukup panjang dengan banting tulang dan bekerja tambahan sebagai pemulung yang mengumpulkan barang bekas bernilai ekonomis tinggi di antara tumpukan sampah untuk dijual kembali.

“Alhamdulillah tahun 2009, saya berhasil mendaftar haji ke Kantor Kementerian Agama Jember dengan membayar sebesar Rp20 juta hasil menabung sekian lama, sehingga mendapatkan kursi untuk menunaikan ibadah haji tahun 2016,” katanya.

Ia tidak pernah mengeluhkan keadaan hidupnya yang sehari-hari di tempat pembuangan sampah karena sampah-sampah yang berbau busuk itu justru menghidupi keluarganya, bahkan memberikannya bonus untuk naik haji.

Jarak tempat tinggal calon jamaah haji pemulung sampah itu menuju ke tempatnya bekerja di Depo sampah di Kecamatan Kaliwates sangat jauh yakni sekitar 20 kilometer, hal tersebut mengharuskan ia berangkat pagi-pagi sekali untuk membersihkan sampah rumah tangga tersebut.

“Saya masih ingat pesan orang tua yang tidak boleh mengeluh dalam menjalankan hidup karena Allah akan memberikan berkah dalam setiap pekerjaan yang selalu disyukuri oleh umatnya,” tuturnya sambil menerawang jauh, mengingat pesan orang tuanya.

Dukungan istrinya Mariyati dan anak-anaknya untuk menunaikan ibadah haji juga cukup kuat dan hal tersebut dibuktikan dengan semangat yang diberikan keluarganya dapat memotivasinya untuk selalu bekerja keras dan hidup sederhana.

“Istri saya selalu memberikan semangat ketika rezeki yang saya dapat sedikit dan selalu berhemat untuk belanja kebutuhan sehari-hari demi menyisihkan uang untuk tabungan haji, begitu juga anak-anak saya,” ujarnya.

Kendati hidup berpenghasilan pas-pasan dengan honor sebesar Rp 450.000 per bulan sebagai tenaga honorer petugas kebersihan, Radiudin juga rajin bersedekah kepada orang-orang yang kekurangan yang hidupnya lebih menderita dibandingkan kehidupannya.

“Kekuatan sedekah juga memberikan saya berkah untuk bisa menunaikan ibadah haji karena saya yakin sedekah merupakan cara terbaik untuk memperlancar rezeki yang didapat, berapa pun itu,” ucapnya.

Istri Radiudin, Maryati juga tidak menyangka suaminya bisa berangkat haji tahun ini karena keinginan suaminya untuk menjalankan rukun Islam kelima tersebut sudah disampaikan kepada keluarga bertahun-tahun silam.

“Dengan penghasilan berapa pun, saya berusaha untuk menyisihkan uang sedikit demi sedikit untuk membayar tabungan haji dan alhamdulillah cita-cita suami saya terwujud untuk berangkat ke Tanah Suci,” katanya.

Ia menyampaikan bahwa pihak keluarga memberinya dukungan penuh kepada suaminya yang ingin menjalankan ibadah haji karena menurutnya hal tersebut menjadi sesuatu yang mustahil bagi seorang tukang sampah memiliki penghasilan pas-pasan.

“Kami menjalani hidup dengan ikhlas dan tidak pernah mengeluh, sehingga tidak ada yang mustahil untuk didapatkan, apabila kita selalu bekerja keras dan berdoa untuk mewujudkan impian itu,” ujarnya.

Maryati berharap suaminya bisa melaksanakan haji dengan sempurna, kemudian diberikan kesehatan dan keselamatan, sehingga dapat kembali ke Jember untuk berkumpul bersama keluarga dan menjadi haji mabrur.

Radiudin menjadi salah satu dari 1.999 calon haji asal Kabupaten Jember yang menunaikan ibadah haji tahun 2016

Sumber: travelumroh